Pamong Kalurahan Tirtonirmolo Belajar dari Desa Penglipuran: Studi Tiru Penuh Inspirasi di Bali
Administrator 14 Mei 2025 10:27:44 WIB
Denpasar, Bali – Dalam upaya meningkatkan kapasitas, semangat kerja, serta mendorong inovasi dan jejaring antarperangkat desa, seluruh Pamong Kalurahan Tirtonirmolo mengikuti kegiatan studi tiru yang dilaksanakan pada tanggal 8–11 Mei 2025 di Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Studi tiru ini menggabungkan konsep pembelajaran dan wisata edukatif yang menyenangkan serta bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan Kalurahan.
Studi tiru merupakan kegiatan belajar dari Kalurahan atau desa lain yang telah berhasil menerapkan inovasi dan sistem pengelolaan yang efektif di berbagai bidang, seperti pengelolaan pariwisata, pelayanan publik, tata kelola lingkungan, dan pengembangan ekonomi lokal. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan inspirasi langsung kepada perangkat Kalurahan agar dapat mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing.
Desa Penglipuran dipilih sebagai lokasi kegiatan karena prestasinya yang luar biasa sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia. Pada tahun 2023, desa ini menerima penghargaan Best Tourism Villages dari The World Tourism Organization (UNWTO), bersama 53 desa lainnya dari seluruh dunia. Tak hanya itu, Penglipuran juga telah meraih Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2017, dan masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation. Prestasi tersebut mencerminkan keberhasilan masyarakat dalam menjaga budaya, mengembangkan ekonomi lokal, serta menjaga kelestarian lingkungan.
Dalam diskusi dan sesi belajar yang dipandu langsung oleh tokoh lokal, I Wayan Supat, para Pamong Kalurahan mendapatkan berbagai materi penting mengenai pengelolaan desa adat, pelestarian budaya, hingga manajemen lingkungan. Diskusi berlangsung selama dua jam, dilanjutkan dengan observasi lapangan dan interaksi langsung bersama masyarakat desa. Para peserta tidak hanya mendengar teori, tetapi juga melihat langsung implementasi praktik-praktik baik di lapangan.
Beberapa aspek penting yang dipelajari selama studi tiru ini antara lain:
- Penyelenggaraan pariwisata berbasis budaya dan lingkungan: Bagaimana masyarakat Desa Penglipuran mengembangkan wisata tanpa merusak budaya dan lingkungan.
- Pengembangan ekonomi lokal: Pemberdayaan masyarakat melalui sektor pariwisata yang menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan warga.
- Pelestarian budaya: Upaya pelestarian tradisi, ritual, dan seni budaya melalui aturan adat yang disebut awig-awig.
- Tata ruang dan lingkungan: Implementasi filosofi Tri Hita Karana dalam pengelolaan ruang dan lingkungan, yang mengedepankan keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan.
- Partisipasi masyarakat: Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program desa.
Dalam kesempatan itu, I Wayan Supat menyampaikan satu pesan sederhana namun penuh makna: "Jika lingkungan ingin bersih, kuncinya cuma satu—ya dibersihkan. Dan pemimpin harus mau benar-benar bekerja, bukan hanya menunjuk, tapi juga harus mau memegang sampah." Ungkapan ini menjadi refleksi mendalam bagi para pamong tentang pentingnya kepemimpinan yang memberi teladan dan bertindak nyata.
Desa Penglipuran sendiri merupakan bagian dari desa adat yang otonom dan mandiri, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Bali No. 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat. Terdapat 1.497 desa adat di Bali, termasuk Desa Penglipuran, yang dalam kesehariannya tetap menjalankan sistem sosial dan pemerintahan adat secara aktif, terlepas dari struktur pemerintahan formal seperti lurah, camat, atau bupati. Dalam praktiknya, pengelolaan desa adat didukung oleh perbekel (kepala desa) dan berlandaskan pada peraturan adat.
Dengan adanya kegiatan ini, para pamong Kalurahan Tirtonirmolo memperoleh inspirasi dan model nyata yang dapat disesuaikan dengan karakteristik wilayah mereka sendiri. Studi tiru ini bukan hanya soal meniru, tetapi tentang menyerap nilai-nilai baik, membangun jaringan, dan menumbuhkan semangat untuk terus berinovasi dalam memajukan desa.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. Harapannya, apa yang dipelajari di Desa Penglipuran dapat diterapkan untuk menciptakan Kalurahan Tirtonirmolo yang lebih mandiri, berdaya saing, dan berbudaya.
Formulir Penulisan Komentar
PASAR DESA NIRMALA
Pengumuman
Tautan
Statistik Kunjungan
Hari ini | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Kemarin | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Jumlah Pengunjung | ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
- Musyawarah Kalurahan Tirtonirmolo Bahas Kemiskinan, KPM, dan Indeks Desa 2025
- Pamong Kalurahan Tirtonirmolo Belajar dari Desa Penglipuran: Studi Tiru Penuh Inspirasi di Bali
- Ulu-ulu Wakili Lurah Tirtonirmolo Hadiri Rapat Koordinasi dan Syawalan Asosiasi KWT Laris Manis
- Carik Tirtonirmolo Hadiri Rakor Persiapan Kegiatan PIK Bidang Kearsipan
- Pamong Kalurahan Tirtonirmolo Ikuti Skrining Kesehatan Gratis dari Puskesmas Kasihan II
- Kalurahan Tirtonirmolo Salurkan Bantuan Ikan Nila untuk 240 Warga Kurang Mampu
- Pamong Kalurahan Tirtonirmolo dan BPBD Lakukan Survei Longsor di Perum Griya Mrisi Indah
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License
