Prasasti Mrisi
Administrator 08 Desember 2018 15:09:21 WIB
Dimulai pada bulan Februari 1949 TNI dan Laskar Tirtonirmolo melakukan pemasangan ranjau darat dan track bom. Hal ini berdasarkan alasan perlawanan terhadap Belanda tentunya tidak dapat dilakukan secara frontal (berhadap-hadapan) karena persenjataan yang dimiliki kalah modern. Maka dari itu, kegiatan TNI dan Laskar Tirtonirmolo banyak difokuskan untuk menghadang konvoi Belanda dengan memasang ranjau darat ( Land Myn) atau Track Bom. Pemasangan ranjau darat merupakan cara efektif untuk menghancurkan kendaraan Belanda yang melintasi Pedukuhan Mrisi. Rakyat Mrisi telah sadar, jika pemasangan ranjau darat mengenai sasaran kendaraan Belanda maka dipastikan Belanda akan melakukan pembersihan di pedukuhan tersebut. Rakya t Mrisi juga telah tang gap ketika ranjau yang dipasang tersebut berhasil mengenai sasaran maka segera mengungsi ke daerah Bangunjiwo sebelah Barat Sungai Bedok. Pemasangan ranjau darat pertama kali dilakukan oleh anggota TNI bernama Darsi. Ranjau darat yang dipasang Darsi ternyata membawa hasil memuaskan, maka kemudian TNI dan Laskar Tirtonirmolo terus menerus melakukan pemasangan di Pedukuhan Mrisi. Belanda yang mengetahui hal tersebut sering melakukan penyisiran di lokasi penanaman ranjau darat dengan ditektor ranjau. Walaupun begitu, banyak tank maupun kendaraan Belanda lainnya terkena ranjau darat karena kecerdasan gerilyawan yang menyamarkan lokasi penanaman ranjau darat tersebut.
Pada bulan Februari tidak kurang dari 7 ranjau darat dan track bom yang dipasang di pedukuhan Mrisi. Ranjau darat dan track bom tersebut ada 5 yang berhasil mengenai dan 2 lainnya gagal mengenai sasarannya.
a. Tanggal 8 Februari 1949 ranjau darat berhasil mengenai sebuah traktor di desa Mrisi, tiga orang Belanda mati dan empat orang Belanda terluka.
b. Tanggal 9 Februari 1949 ranjau darat berhasil mengenai sebuah traktor di sebelah Selatan desa Mrisi, empat orang Belanda mati dan dua orang mengalami luka-luka. Pihak Laskar Tirton irmolo juga ada korban jiwa yaitu Saridjo dan melukai Tukul. Peristiwa ini bermula ketika Laskar Tirtonirmolo melakukan pengintaian Belanda yang sedang menolong rekannya terkena ranjau, akan tetapi Belanda mengetahui kemudian melepaskan tembakan.
c. Tanggal 11 Februari 1949 ranjau darat berhasil mengenai sebuah truk pengangkut bahan makanan dari Bantul ke Kota Yogyakarta di sebelah Selatan desa Mrisi, tiga orang Belanda mati dan tujuh orang luka-luka.
d. Tanggal 15 Februari 1949 dikarenakan ranjau telah hilang karena diambil dua orang bernama Sugeng dan Tumidjan. Keduanya kemudian di interview tetapi karena keduanya melawan dengan menggunakan tombak dan granat tangan akhirnya keduanya terpaksa ditembak mati.
e. Tanggal 18 Februari 1949 ranjau darat dipasang di Selatan Pasar Niten dan tanggal 19 Februri 1949 berhasil mengenai dua traktor dan sebuah truk Rode Kruis rusak, 13 orang Belanda mati, empat orang mengalami luka luka. Belanda kemudian mengadakan operasi pembersihan dan membakar rumah sebanyak 113 buah sebagai bentuk pembalasan .
f. Tanggal 23 Februari 1949 tidak berhasil karena telah diketahui Belanda kemudian diambil.
g. Tanggal 24 Februari 1949 pemasangan dua buah track bom dengan hasil 1 track bom berhasil dijinakkan Belanda dan 1 track bom mengenai tiga orang Belanda.
Untuk mengenang perjuangan TNI bersama dengan Laskar Tirtonirmolo yang dilakukan di sekitar pedukuhan Mrisi lalu dibangunlah Monumen Mrisi.
Belanda memandang bahwa daerah Mrisi ke Selatan sampai Niten adalah daerah yang berbahaya. Padahal daerah tersebut merupakan jalur yang penting bagi transportasi Belanda menuju daerah Bantul. Belanda mengetahui bahwa di daerah Mrisi terdapat sarang dari Laskar Tirtonirmolo. Maka dari itu Belanda melakukan operasi pembersihan dan mendirik an pos di daerah Mrisi.
Kemunculan pos Belanda di daerah Mrisi dipandang TNI dan Laskar Tirtonirmolo adalah hal yang rawan. Pada malam harinya pos Belanda tersebut diserang oleh Laskar Tirtonirmolo dengan dibantu TNI dari Kompi II Sudarmo. Belanda tampaknya menderita korban yang cukup banyak karena sebagian besar pos tersebut banyak terdapat bekas darah. Peristiwa penyerangan pos tersebut membuat Belanda marah dan melampiaskannya dengan membakar desa dan rumah yang dijadikan pos pertahanan Belanda. Setelah peristiwa itu penduduk di Pedukuhan Mrisi mengungsi ke sebelah Barat Sungai Bedok.
TNI dan Laskar Tirtonirmolo juga melakukan pemantauan terhadap markas Belanda di Pabrik Gula Padokan. Pemantauan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana kekuataan Belanda di dalam Pabrik Gula Padokan. Pada bulan April diketahui kekuatan Belanda di markas Pabrik Gula Padokan adalah sebagai berikut.
a. Kekuatan Belanda keseluruhan kurang lebih sekitar 100 orang.
b. Kekuatan senjata antara l ain:
- 2 pucuk mortier.
- Bruingen GRI.
- Karabyn Belanda.
- Pistol.
c. Tempat-tempat yang berbahaya adalah:
- Sebelah Timur terdapat penanaman ranjau darat.
- Sebelah Utara terdapat banyak pecahan kaca.
d. Pos penjagaan terdiri dari dua orang piket dengan senjata Karabyn dan pistol.
e. Patroli Belanda dengan waktu yang tidak pasti mengambil rute Padokan, Mrisi, Karang Pule, Bongkotan, Kembang, Kasongan, Bulus, Tirto, Sembungan, Jagan, Kembaran, Jogonalan, dan Kweni.
Informasi penting tersebut kemudian menjadi bekal untuk serangan besar-besaran ke markas Belanda di Padokan. Serangan ini dilakukan oleh Kompi II dengan dibantu Laskar Tirtonirmolo melalui sebelah Barat dan sebelah Selatan Pabrik Gula Padokan dengan didukung serangan mortir dari desa Seyang.
Diperkirakan melalui kedua arah tersebut Belanda dapat dikalahkan, akan tetapi Belanda telah mengetahui rencana penyerangan tersebut. Belanda yang mengetahui gerakan TNI ke arah Pabrik segera melepaskan tembakan. Mortir yang semula ditujukan untuk menggempur pertahanan Belanda, malahan mengenai anggota TNI.
Pasukan bantuan Belanda datang dari arah Kota Yogyakarta semakin menambah besar kekuatan Belanda di markas Padokan. Tembakan mortir yang salah sasaran memaksa TNI untuk mundur dan membatalkan serangan ke markas Padokan. Serangan mortir juga membuat kerusakan di rumah-rumah penduduk
Mrisi. Kegagalan penyerangan ke markas Belanda membuat TNI dan Laskar Tirtonirmolo semakin mempertebal semangat perjuangan.
Kegiatan Laskar Tirtonirmolo dan TNI tetap melakukan pemantauan terhadap markas Belanda di Padokan. Hasilnya selalu dilaporkan kepada Komandan Batalyon I Sardjono sehingga pergerakan Belanda di Padokan dapat selalu diketahui dan dikontrol.
Pedukuhan Mrisi juga membuat dapur umum untuk memasok kebutuhan pangan para prajurit yang sedang bertempur di medan pertempuran. Kiriman nasi (nuk) sangat bermanfaat bagi prajurit TNI karena terbebas dari ancaman kelaparan. Rakyat Tirtonirmolo juga tidak segan memberikan sumbangan untuk membeli bahan-bahan kebutuhan sebagai dapur umum. Selain itu, para pamong desa juga turut terlibat dengan memberikan kas kepada dapur umum dan prajurit TNI sebagai bekal untuk berperang melawan Belanda.
Sumber : http://djokja1945.blogspot.com/2014/11/perlawanan-terhadap-belanda-di-tahun.html
Komentar atas Prasasti Mrisi
Formulir Penulisan Komentar
PASAR DESA NIRMALA
Pengumuman
Tautan
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Jumlah Pengunjung |
- Kepyakan Dana Keistimewaan Tahun 2024: Dorong Percepatan Program Strategis dan Pemberdayaan Kaluraha
- Kelompok Sholawatan Surya Biwara Rayakan Milad ke-32 di Masjid Pathok Negara Dongkelan Kauman
- Kalurahan Tirtonirmolo Resmi Kukuhkan FKUB untuk Perkuat Harmoni dan Percepatan Pembangunan
- Baitul Maal KSPPS BMT Niten Gelar Khitanan Massal Gratis untuk Anak-Anak
- Evaluasi Satu Data Indonesia Kabupaten Bantul 2024, Sekda Bantul: SDI Berkelanjutan
- Evaluasi Lomba Kalurahan Fokus pada Inovasi Teknologi Tahun 2025
- Kegiatan Bina Keluarga Balita dan Posyandu Cempaka di Glondong Berjalan Sukses
Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License