Mengenal Geoproduk dan Geopark: Pemanfaatan Potensi Lokal untuk Pembangunan Berkelanjutan

Administrator 10 Agustus 2023 16:16:44 WIB

Tirtonirmolo, 10 Agustus 2023, Keberadaan taman bumi atau yang dikenal dengan istilah geopark semakin menarik perhatian di berbagai penjuru dunia. Di Yogyakarta, khususnya, kekayaan alam yang unik dan kekhasan alam di setiap wilayah Kabupaten telah menghasilkan 20 geopark yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta. Hal ini menjadikan kawasan ini sebagai pusat taman bumi terbesar di Indonesia.

Geopark adalah wilayah yang memiliki karakteristik geologi, ekologi, budaya, dan arkeologi yang sangat khas. Setiap wilayah Kabupaten di Yogyakarta memiliki kekhasan alamnya sendiri, yang tercermin dalam tata letak geologi, keanekaragaman hayati, dan aspek budaya yang berbeda-beda. Dengan memanfaatkan potensi unik ini, Yogyakarta telah berhasil mengembangkan 20 geopark yang menjadikan daerah ini sebagai magnet bagi para peneliti, penggemar alam, dan wisatawan.

Melalui inisiatif ini, Yogyakarta berusaha tidak hanya mempertahankan keberagaman alam dan budaya yang dimilikinya, tetapi juga untuk memanfaatkannya sebagai sumber daya ekonomi lokal. Setiap geopark memiliki potensi geoproduk yang unik, seperti produk makanan khas, kerajinan tangan, atau aktivitas khusus yang mencerminkan karakteristik geosite dan masyarakat setempat.

Dengan total 20 geopark yang tersebar di empat Kabupaten, Yogyakarta mengukuhkan diri sebagai pusat taman bumi terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bagaimana potensi alam dan budaya yang kaya dapat digunakan sebagai motor penggerak ekonomi dan pariwisata. Selain memberikan manfaat ekonomi lokal, pengembangan geopark juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan peningkatan kesadaran akan nilai-nilai keanekaragaman hayati dan budaya.

Ke depannya, peran taman bumi ini diharapkan akan semakin berkembang, menjadikan Yogyakarta tidak hanya sebagai destinasi wisata yang menarik, tetapi juga sebagai pusat inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan budaya. Dengan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pelaku ekonomi, geopark di Yogyakarta memiliki potensi besar untuk menjadi model keberlanjutan dan kemakmuran bagi daerah ini.

Geoproduk, istilah yang mungkin belum begitu umum bagi sebagian orang, merujuk pada produk-produk atau layanan yang muncul dari suatu wilayah geosite dengan keterkaitan erat terhadap konteks lingkungan geosite itu sendiri. Fokus utama dari geoproduk adalah untuk mendukung perekonomian masyarakat di sekitarnya. Dalam konteks ini, geopark memainkan peran penting sebagai basis geosite yang mengandung kekayaan alam, budaya, dan biologis yang dapat diperjualbelikan.

Geoproduk bisa berupa beragam hal, seperti oleh-oleh khas suatu daerah, produk-produk yang mencerminkan keanekaragaman biologi, dan bahkan aspek-aspek budaya yang unik. Misalnya, produk-produk dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berkembang di dalam kawasan geosite dapat dianggap sebagai geoproduk. Keberagaman ini mencakup segala sesuatu mulai dari makanan khas hingga kerajinan tangan tradisional.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menggali makna dan implikasi dari geoproduk. Menurut Rodrigues (2017), geoproduk adalah hasil dari inovasi dalam produk tradisional yang memiliki keterkaitan dengan keanekaragaman hayati dan memiliki potensi untuk mempromosikan identitas lokal. Dalam pandangan Farsani (2010), geoproduk mencakup produk-produk yang terkait dengan geopark atau geowisata secara luas, termasuk di antaranya kerajinan tangan dan produk lokal lainnya. Produk-produk semacam ini selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi lokal juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberagaman geodiversitas, keanekaragaman hayati, dan budaya.

Secara umum, geoproduk dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu produk alam dan produk olahan. Pentingnya keunikan dan mencerminkan karakteristik geosite menjadi prinsip penting dalam mengembangkan geoproduk. Geopark Jogja, sebagai salah satu contoh, memiliki klasifikasi lebih spesifik untuk mengelompokkan geoproduk ke dalam beberapa jenis, seperti:

  1. Geo-Food: Produk makanan olahan khas dari wilayah geosite tertentu.
  2. Geo-Agro: Produk alami yang berasal dari hasil bumi, seperti sayuran dan buah-buahan.
  3. Geo-Craft: Produk kerajinan tangan atau fabrikasi yang dihasilkan oleh masyarakat lokal.
  4. Geo-Fashion: Pakaian dan aksesoris yang mencerminkan karakteristik geosite.
  5. Geo-Activity: Serangkaian kegiatan khusus yang menggambarkan ciri khas dari geosite tersebut.

Pengembangan geoproduk bukan hanya tentang menghasilkan barang atau layanan, tetapi juga melibatkan pemanfaatan potensi lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pemeliharaan identitas budaya. Melalui inisiatif semacam ini, suatu daerah dapat meraih manfaat nyata dan membuka peluang baru dalam sektor ekonomi dan pariwisata.

Komentar atas Mengenal Geoproduk dan Geopark: Pemanfaatan Potensi Lokal untuk Pembangunan Berkelanjutan

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License