Warga Bantul Diminta Waspada Ancaman Badai La Nina

Administrator 27 Oktober 2020 10:17:44 WIB

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul tengah mempersiapkan kemungkinan Bantul sebagai daerah paling terdampak badai La Nina. Hujan akan lebih sering turun dan ancaman banjir maupun longsor mengintai.

Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto, mengatakan Bantul berada di perbatasan samudera sehingga lebih terdampak La Nina. Ancaman paling besar adalah angin kencang, gelombang air laut tinggi, dan curah hujan tinggi.

Angin dan curah hujan berpotensi menyebabkan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang, “Kami sudah mempersiapkan adanya ancaman badai La Nina. Rencananya Rabu besok kami akan akan ada rapat khusus untuk membahas ancaman La Nina,” kata Dwi Daryanto, Senin (12/10/2020)

Beberapa antisipasi yang disiapkan adalah pengerukan sungai serta pemangkasan dahan dan ranting pohon yang terlalu rimbun, “Supaya ketika badai La Nina datang tidak memakan korban,” ucap Dwi.

Selain itu, jawatannya juga meminta semua sukerelawan kebencanaan yang ada di desa-desa untuk memastikan titik-titik rawan longsor terutama di wilayah perbukitan seperti di Kecamatan Imogiri, Dlingo, Piyungan, dan Pundong. Dwi meminta masyarakat tidak mengandalkan alat early warning system (EWS). Sebab EWS yang ada saat ini masih jauh dari mencukupi dan jarak EWS juga hanya 1-2 kilometer. Sementara EWS yang ada hanya 10 unit.

Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan fenomena La Nina, kata dia, ditandai dengan mendingannya suhu muka laut di wilayah perairan Pasifik bagian tengah di sekitar equator. Saat ini terpantau anomali suhu muka lautnya - 0.99 derajat Celsius sehingga sudah masuk fase fenomena La Nina lemah. BMKG memprediksi sampai Februari 2021 akan berkembang menjadi La Nina sedang.

“Dengan adanya fenomena La Nina lemah hingga sedang di DIY, umumnya hujan dan intensitas curah hujan juga bertambah sehingga akumulasi curah hujan bulanan diprediksikan bisa bertambah hingga 40 persen dari normal,” kata Reni.

Ia mengimbau masyarakat atau wisatawan tidak beraktivitas di bibir pantai saat cuaca berawan, mendung, apalagi hujan lebat.

Selain itu masyarakat juga tidak beraktivitas di hilir sungai manakala mengetahui mendung gelap di atas huku. “Karena biasanya di hulu akan terjadi hujan lebat, sehingga mengakibatkan banjir bandang di hilir,” kata Reni.

Sumber

https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2020/10/12/511/1052330/warga-bantul-diminta-waspada-ancaman-badai-la-nina

Foto Ilustrasi Saiful Antana

Komentar atas Warga Bantul Diminta Waspada Ancaman Badai La Nina

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
Isikan kode Captcha di atas
 

Website desa ini berbasis Aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Combine Resource Institution sejak 2009 dengan merujuk pada Lisensi SID Berdaya. Isi website ini berada di bawah ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0) License